surya.co.id - Setelah rakyat Guetemala khawatir, kini rakyat China cemas munculnya lubang-lubang raksasa.
Sementara warga Guatemala ingin tahu timbulnya lubang raksasa pada 1 Juni di Ibu kota, di China paling tidak telah terjadi 8 tempat ’sinkhole’ (lubang di tanah yang muncul tiba-tiba) yang terjadi selama dua minggu, dan banyak lubang muncul selama dua bulan terakhir.
Tanah berlubang yang terakhir terjadi pada 4 Juni jam 12:25 pagi waktu Beijing, di tengah jalan bebas hambatan di Provinsi Zhejiang di wilayah pantai Timur negara itu. Besarnya lubang 27 kaki atau 8 meter dengan kedalaman 20 kaki atau 6,5 meter.
Lubang ini terjadi ketika truk ringan melewati tempat ini. Truk ini terguling ketika roda belakangnya tersangkut lubang. Pengemudi yang cedera ringan memanjat keluar dan menghentikan lalu lintas ketika dia melihat lubang besar menganga. Polisi datang sepuluh menit kemudian dan memblokir jalan.
Juru bicara dari kantor pengelola jalan bebas hambatan mengatakan bahwa para ahli memperkirakan jebolnya tanah secara tiba-tiba karena runtuhnya gua batu kapur akibat erosi, tetapi penyelidikan sedang dilakukan.
Kemudian di hari yang sama sekitar 300 mil atau 500 km barat Kota Nanchang, ibu kota Provinsi Jiangxi, sebuah mobil tersangkut ketika sebuah lubang sebesar mobil mendadak terbuka di tengah jalan utama.
Pada 3 Juni, empat lubang besar terjadi di Provinsi Guangxi ketika terjadi amukan badai hujan deras. Menurut laporan media pemerintah China, lebih dari 600 penduduk harus dievakuasi karena kejadian itu.
Tiga lubang lebih kecil ditemukan antara 27 Mei sampai 30 Mei di Selatan Provinsi Sichuan, kurang dari 80 mil atau 120 km dari pusat gempa mematikan yang terjadi di Sichuan tahun 2008, menewaskan sekitar 80,000 orang.
Di Kota Yibin, sekitar 400 km dari pusat gempa, 26 lubang telah terbentuk sejak 27 April.
Awal Bencana?
Munculnya ’sinkhole’ telah membuat ketakutan rakyat China. Walau laporan dari media resmi selalu mengatakan, menurut para ‘ahli’ lubang-lubang itu bukan tanda-tanda dari gempa besar, orang-orang sudah tidak percaya lagi akan komentar demikian.
Para bloger di internet memuat cuplikan dari perkiraan dari ‘ahli’ serupa yang ditayangkan saluran TV sebelum terjadinya gempa bumi Sichuan. Mereka mengkritik pendapat demikian yang tidak lebih dari taktik penguasa untuk apa yang dinamakan menjaga kestabilan sosial.
“Apa yang paling tidak saya suka terhadap para ‘ahli’ di TV, yang percaya diri menjanjikan semuanya akan baik-baik saja,” tulis seorang bloger. “Mereka mengatakan demikian karena pemerintah menyuruh mengatakan begitu.”
Banyak bloger berkelakar ketika media mulai menyangkal rumor tentang gempa, adalah waktunya untuk bersiap-siap karena gempa sudah dekat.
Karena tidak percaya dengan laporan resmi rezim pemerintah, rakyat China kini semakin waspada akan keganjilan yang muncul, seperti munculnya sekawanan besar kodok atau ular, atau awan dengan warna dan bentuk yang tidak seperti biasanya, dan memberikan perhatian serius terhadap peringatan apapun tentang bencana pada situs blog.
Matinya kepercayaan terhadap pemerintah dan banyak ingatan segar dari banyak bencana yang terjadi, menyebabkan masyarakat China dengan cepat terhasut. Tenggelamnya kredibilitas pemerintah dan masih kuatnya semua kenangan dari serangkaian bencana baru-baru ini, menyebabkan masyarakat China menjadi mudah gelisah. Pada bulan Februari, isu akan gempa telah membuat ketakutan puluhan ribu penduduk di Kota Taiyuan di Provinsi Shanxi, menyebabkan mereka keluar dari rumah dan tidur semalaman di jalan raya.
Kasus Guetemala
Sebelum ini banyak orang dikagetkan munculnya lubang raksasa aneh di Kota Guatemala City, Guatemala.
Lubang raksasa terbentuk menyusul hujan deras yang turun terus-menerus akibat badai tropis Agatha yang menerjang Guatemala dan negara-negara sekitarnya pada Sabtu, 29 Mei lalu. Lubang tersebut mengaga di tengah kota dengan diameter sekitar 20 meter dan kedalaman hampir 30 meter.
Sebuah gedung pabrik tekstil berlantai tiga dan sebuah rumah ambles ke dalam lubang tersebut. Menurut warga sekitar, ajaib tak ada satu pun pekerja pabrik yang tewas. Sebab mereka telah pergi meninggalkan pabrik satu jam sebelum lubang raksasa itu terbentuk.
Sebagian besar warga yang tinggal di sekitar lubang kini telah pindah ke tempat lain. Mereka khawatir lubang itu akan melebar dan bisa menelan lebih banyak rumah. Pada tahun 2007 lalu, lubang serupa pernah terbentuk di Guatemala City dan menewaskan tiga orang. Beberapa rumah ambles saat itu juga.
Apakah benar ini hanya fenomena alam biasa, atau ada tanda-tanda lain selain itu? [ept/er/xin/hidayatullah.com]
0 comments:
Posting Komentar