Sebagian besar dari kita akan selalu ingat seseorang yang menjadi sebab kita ada di dunia ini, lantaran beliau-lah kita kemudian menikmati kehidupan, dengan Kuasa-Nya.
Mengingat ibu itu tidak terbatas waktu dan hari-hari tertentu, akan tetapi bisa saja setiap saat kita mengingat beliau, kebaikannya, jasa-jasanya, nasihatnya, dan setiap hal dari beliau yang mungkin saja kita bisa menangis sendirian jika teringat tentang ibu.
Dan Ilustrasi berikut ini adalah menggambarkan tentang sosok wanita dalam menapaki kehidupannya sebagai seorang IBU.
Mengingat ibu itu tidak terbatas waktu dan hari-hari tertentu, akan tetapi bisa saja setiap saat kita mengingat beliau, kebaikannya, jasa-jasanya, nasihatnya, dan setiap hal dari beliau yang mungkin saja kita bisa menangis sendirian jika teringat tentang ibu.
Dan Ilustrasi berikut ini adalah menggambarkan tentang sosok wanita dalam menapaki kehidupannya sebagai seorang IBU.
Akan selalu kuingat Ibu...
- Mulai dari beliau mengandung kita selama 9 bulan atau lebih dengan penuh kesabaran meskipun lelah, bahkan terkadang sakit karena tendangan kaki kita.
- Kemudian saat kita masih bayi yang lemah, beliaulah yang selalu menjaga, menggendong, membelai dan menemani setiap waktu, bahkan sampai beliau lupa makan karena tak tega meninggalkanmu.
- Beliau pun akan segera memeluk dan menggendongmu karena pengaduanmu setelah kalah dalam permainan bersama temanmu atau karena beliau mendiamkanmu dari permintaanmu yang tidak dapat beliau penuhi.
- Beliau masih saja mau menggendongmu, saat kamu sudah bukan anak kecil lagi dan terasa berat timbanganmu, beliau ingin kamu menjadi anak yang tegar, walaupun kadang sesuatu hal bisa mengecewakanmu.
- Saat kamu sudah menjelang dewasa, kamu kembali menangis di pelukan ibumu, dan kamu mengadu, "Ibu, sekarang aku sudah besar..."
- Di saat yang lain, kamu kembali memeluk ibumu, dan berkata "Esok hari adalah hari pernikahanku, maafkan saya ibu, tidak sepenuhnya aku bisa menemani ibu.."
- Di hari yang lain, ibu sudah tidak tegap lagi berdiri sehingga harus dibantu sekedar untuk melangkahkan kakinya.
- Ibu semakin lemah sehingga kamulah yang harus menemani ibu setiap saat, memapahnya, mengambilkan makannya dan minumnya, menyuapi makannya dan mengusap kakinya yang kotor.
- Kesehatan ibu sudah tidak memungkinkan untuk berjalan, sehingga ibu harus digendong jika ingin ke kamar mandi, ke ruang keluarga atau menemui anak-anak dan cucu-cucunya. Ibu harus ditunggui setiap saat karena ibu tidak bisa ditinggal sendirian.
- Dan pada saatnya, ibu akan meninggalkan kamu semua selamanya, bahkan ketika kamu ingat dan melihat baju yang perrnah dipakai ibu ketika masih ada, kamu pun seakan ingin kembali menggendongnya.
Ibu, engkau orang yang paling mengerti keadaanku, ibu yang tidak pernah memaksaku dalam setiap tindakanku, ibu yang memberiku kebebasan dalam belajar, ibu yang selalu mengingatkanku dari segala perbuatan yang dilarang oleh agama maupun oleh adat setempat.
Ibu... jika sempat dan Allah memberikan umur panjang kepadaku, ingin sekali aku menemani ibu di usia ibu yang semakin menyebabkan lemahnya ibu dalam beraktivitas.
Dan.. tidak akan mungkin semua kebaikan mama akan dapat terbalas, dan doa untuk ibu, semoga Allah mengampuni segala kesalahanku dan kesalahan kedua orang tuaku, dan semoga kasih sayang Allah senantiasa terlimpah kepada mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil, aamiin...
- Kemudian saat kita masih bayi yang lemah, beliaulah yang selalu menjaga, menggendong, membelai dan menemani setiap waktu, bahkan sampai beliau lupa makan karena tak tega meninggalkanmu.
- Beliau pun akan segera memeluk dan menggendongmu karena pengaduanmu setelah kalah dalam permainan bersama temanmu atau karena beliau mendiamkanmu dari permintaanmu yang tidak dapat beliau penuhi.
- Beliau masih saja mau menggendongmu, saat kamu sudah bukan anak kecil lagi dan terasa berat timbanganmu, beliau ingin kamu menjadi anak yang tegar, walaupun kadang sesuatu hal bisa mengecewakanmu.
- Saat kamu sudah menjelang dewasa, kamu kembali menangis di pelukan ibumu, dan kamu mengadu, "Ibu, sekarang aku sudah besar..."
- Di saat yang lain, kamu kembali memeluk ibumu, dan berkata "Esok hari adalah hari pernikahanku, maafkan saya ibu, tidak sepenuhnya aku bisa menemani ibu.."
- Di hari yang lain, ibu sudah tidak tegap lagi berdiri sehingga harus dibantu sekedar untuk melangkahkan kakinya.
- Ibu semakin lemah sehingga kamulah yang harus menemani ibu setiap saat, memapahnya, mengambilkan makannya dan minumnya, menyuapi makannya dan mengusap kakinya yang kotor.
- Kesehatan ibu sudah tidak memungkinkan untuk berjalan, sehingga ibu harus digendong jika ingin ke kamar mandi, ke ruang keluarga atau menemui anak-anak dan cucu-cucunya. Ibu harus ditunggui setiap saat karena ibu tidak bisa ditinggal sendirian.
- Dan pada saatnya, ibu akan meninggalkan kamu semua selamanya, bahkan ketika kamu ingat dan melihat baju yang perrnah dipakai ibu ketika masih ada, kamu pun seakan ingin kembali menggendongnya.
Ibu, engkau orang yang paling mengerti keadaanku, ibu yang tidak pernah memaksaku dalam setiap tindakanku, ibu yang memberiku kebebasan dalam belajar, ibu yang selalu mengingatkanku dari segala perbuatan yang dilarang oleh agama maupun oleh adat setempat.
Ibu... jika sempat dan Allah memberikan umur panjang kepadaku, ingin sekali aku menemani ibu di usia ibu yang semakin menyebabkan lemahnya ibu dalam beraktivitas.
Dan.. tidak akan mungkin semua kebaikan mama akan dapat terbalas, dan doa untuk ibu, semoga Allah mengampuni segala kesalahanku dan kesalahan kedua orang tuaku, dan semoga kasih sayang Allah senantiasa terlimpah kepada mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil, aamiin...
Kemudian, jika Agan sebagai laki-laki yang memiliki istri, sedangkan agan bekerja di luar rumah dan istri agan tetap di rumah bersama anak-anak agan, jangan remehkan pekerjaan istri agan.
"Karena Isteri TIDAK BEKERJA..???"
Seorang suami mengeluh karena merasa capek... capek dan capek.... dan ingin agar isterinya membantu mencari nafkah sebab selama ini menurutnya merasa isterinya " Tidak Bekerja "
Berikut tanya jawab antara seorang Klien/Suami (K) dan Terapis (T)..
T : Apakah pekerjaan Anda?
K : Saya bekerja sebagai Akuntan di sebuah Bank.
T : Isteri Bapak ?
K : Dia tidak bekerja. Hanya ibu rumah tangga saja.
T : Tiap-tiap pagi siapa yang menyediakan sarapan?
K : Isteri saya yang menyediakan sebab dia tidak bekerja.
T : Jam berapa isteri bangun untuk sediakan sarapan ??
K : Jam 5 pagi dia bangun karena sebelum membuat sarapan dia beres-beres rumah dulu..
T : Anak-anak Bapak ke sekolah bagaimana??
K : Isteri saya yang mengantar sebab dia tidak bekerja.
T : Selepas mengantar anak-anak, apa yang selanjutnya isteri Bapak lakukan ?
K : Pergi ke pasar, kemudian kembali ke rumah untuk memasak dan membereskan jemuran. Isteri kan tak bekerja.
T : Petang hari selepas Bapak pulang ke rumah, apa yang Bapak lakukan?
K : Beristirahat, karena seharian saya capek bekerja.
T : Lalu apa yang istri bapak lakukan ?
J : Sediakan makanan, melayani anak, menyiapkan makan untuk saya dan membereskan sisa-sisa makanan dan bersih-bersih lalu lanjut menidurkan anak-anak.
Berdasarkan cerita di atas, anda rasa siapa yang lebih banyak bekerja???
Rutinitas seharian istri anda dimulai dari sebelum pagi sehingga lewat malam, itu juga dikatakan TIDAK BEKERJA??!!
Ibu Rumah Tangga memang tidak memerlukan segulung ijazah, pangkat atau jabatan yang besar, tetapi peranan IBU RUMAH TANGGA sangatlah penting!
Hargailah seorang isteri. Karena bagaimanapun pengorbanannya tidak terkira. Ini merupakan renungan untuk kita semua untuk senantiasa saling memahami dan menghargai peran masing-masing. Karena adanya rasa "SALING MENGHARGAI " maka semua akan bahagia.
Sekali lagi, ini adalah tentang pengorbanan seorang IBU.
Semoga dengan sebab ini, kita menjadi ingat ibu kita bukan karena hari tertentu akan tetapi karena pengorbanan beliau dan kasih sayang beliau kepada kita sehingga merelakan sebagian besar waktunya hanya untuk anak-anaknya.
dari SINI. Semoga bermanfaat.... :-)